Bentuk permukaan bumi sangat beraneka ragam. Ada yang bergunung-gunung, ada yang landai, ada jurang, ada lembah, dan beragam bentuk yang lain. Pada zaman dahulu, banyak orang mengira bahwa bumi berbentuk datar, tidak bulat. Orang berpendapat bila ada kapal yang berlayar kemudian menjauhi pantai maka akan terperosok ke jurang.
Pendapat ini kemudian berubah total setelah adanya pembuktian bahwa bentuk bumi sebenarnya bulat.
Menurut para ahli, keragaman bentuk permukaan bumi ini disebabkan oleh dua kekuatan, yaitu:
Secara geologis, tenaga endogen meliputi tektonisme, vulkanisme, dan seisme (gempa).
Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal.
Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerah, tektonisme dibedakan:
Epirogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat serta meliputi wilayah yang sangat luas.
Menurut para ahli, keragaman bentuk permukaan bumi ini disebabkan oleh dua kekuatan, yaitu:
- Tenaga Endogen
- Tenaga Eksogen.
Tenaga endogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi.
Tenaga eksogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari luar bumi.
Tenaga endogen bersumber dari magma yang bersifat membangun (konstruktif). Tenaga ini meliputi tektonisme, vulkanisme, dan gempa bumi. Tenaga eksogen merupakan tenaga yang bersifat merusak kulit bumi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tenaga eksogen ini meliputi air, angin, makhluk hidup, sinar matahari, dan gletser. Kedua tenaga ini menghasilkan rupa muka bumi yang beraneka ragam bentuknya baik di daratan maupun dasar laut.
Secara geologis, tenaga endogen meliputi tektonisme, vulkanisme, dan seisme (gempa).
Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal.
Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerah, tektonisme dibedakan:
Epirogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat serta meliputi wilayah yang sangat luas.
Orogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat cepat serta meliputi wilayah yang sempit. Misalnya, pembentukan deretan sirkum pasifik.
Gerakan epirogenesa dibagi menjadi dua sebagai berikut:
- Epirogenesa positif, yaitu gerak turunnya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami kenaikan.
- Epirogenesa negatif, yaitu gerak naiknya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami penurunan.
- Patahan
- Lipatan
LIPATAN
Lipatan, terjadi akibat tenaga endogen yang mendatar dan bersifat liat (plastis) sehingga permukaan bumi mengalami pengerutan. Bagian yang terlipat ke atas dinamakan punggung lipatan (antiklinal), sedangkan yang melipat ke bawah dinamakan lembah lipatan (sinklinal).
Jenis-jenis lipatan sebagai berikut:
Patahan, terjadi akibat tenaga endogen yang relatif cepat, baik secara vertikal maupun horizontal.
- Lipatan tegak (symmetrical folds), terjadi karena pengaruh tenaga horizontal sama atau tenaga radial sama dengan tenaga tangensial.
- Lipatan miring (asymmetrical fold), terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama.
- Lipatan menutup (recumbent folds), terjadi karena tenaga tangensial saja yang bekerja.
- Lipatan rebah (overturned folds), terjadi karena arah tenaga horizontal dari satu arah.
- Sesar sungkup (overthrust), terjadi karena adanya pergerakan pada sepanjang kerak bumi.
Patahan, terjadi akibat tenaga endogen yang relatif cepat, baik secara vertikal maupun horizontal.
Jenis-jenis patahan sebagai berikut:
➢ Pegunungan
Pegunungan adalah kumpulan dari gunung-gunung yang membentuk permukaan bumi seolah-olah bergelombang dengan lembah dan lekukan di antara gunung-gunung tersebut.
- Tanah naik (horst), yaitu dataran yang terletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Horst terjadi akibat gerak tektogenesa horizontal memusat, yaitu tekanan dari dua arah atau lebih yang menimbulkan kerak bumi terdorong naik.
- Tanah turun (graben/slenk), yaitu kenampakan dataran yang letaknya lebih rendah dari daerah di sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Graben terjadi karena tarikan dari dua arah yang mengakibatkan kerak bumi turun.
- Sesar, yaitu patahan yang diakibatkan oleh gerak horizontal yang tidak frontal dan hanya sebagian saja yang bergeser. Sesar ini dibagi menjadi dua, yaitu dekstral dan sinistral. Dekstral, yaitu jika kita berdiri di depan potongan sesar di depan kita bergeser ke kanan. Sinistral, yaitu jika kita berdiri di depan potongan sesar di depan kita bergeser ke kiri.
- Blok mountain, yaitu kumpulan pegunungan yang terdiri atas beberapa patahan. Blok mountain terjadi akibat tenaga endogen yang berbentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik dan ada yang turun dan ada pula yang berbentuk miring sehingga terbentuk komplek pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok lithosfera.
➢ Pegunungan
Pegunungan adalah kumpulan dari gunung-gunung yang membentuk permukaan bumi seolah-olah bergelombang dengan lembah dan lekukan di antara gunung-gunung tersebut.
Contoh dua deretan pegunungan di Indonesia, yaitu:
Gunung adalah bagian permukaan bumi yang berbentuk kerucut atau kubah yang berdiri sendiri dan terdiri atas satu puncak tertinggi yang dibatasi oleh lereng. Gunung juga merupakan bukit yang besar yang bentuknya lebih runcing dan lebih tinggi dari permukaan bumi di sekitarnya. Gunung terbentuk oleh adanya gerakan magma atau ekstrusi magma dalam bumi dari kantung/dapur magma sampai lapisan permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang melahirkan gunung api. Gunung api biasanya masih aktif artinya gunung tersebut sewaktu-waktu dapat mengalami letusan-letusan.
- Sirkum Pasifik, yang melalui Sulawesi, Maluku, Papua, dan Halmahera.
- Sirkum Mediterania. Busur dalam (vulkanis) yang melalui Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Solor, Alor, Weter, Damar, Nila, Seua, Manuk, Kepulauan Banda, dan berakhir di Pulau Ambon. Busur luar (non vulkanis), yang melalui P. Simelue, P. Nias, P. Batu, P. Mentawai, Enggano, tenggelam disebelah selatan P. Jawa, Sawu Roti, Timor, Kep. Leti, Sermata, Kep. Barbar, Kep. Tanibar, Kep. Watubela, Kep. Laut Seram, Manipa, Baru, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Hasil dari proses vulkanisme, yaitu berupa gunung dan berupa bentuk fenomena alam pasca vulkanik atau fenomena alam setelah terjadi letusan.
Gunung adalah bagian permukaan bumi yang berbentuk kerucut atau kubah yang berdiri sendiri dan terdiri atas satu puncak tertinggi yang dibatasi oleh lereng. Gunung juga merupakan bukit yang besar yang bentuknya lebih runcing dan lebih tinggi dari permukaan bumi di sekitarnya. Gunung terbentuk oleh adanya gerakan magma atau ekstrusi magma dalam bumi dari kantung/dapur magma sampai lapisan permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang melahirkan gunung api. Gunung api biasanya masih aktif artinya gunung tersebut sewaktu-waktu dapat mengalami letusan-letusan.
Contoh gunung api di Indonesia yang dapat dijumpai di antaranya yang berada di daratan adalah Gunung Slamet di Jawa Tengah, Gunung Merapi di Yogyakarta, sedangkan gunung api di laut misalnya, Gunung Krakatau di Selat Sunda. Selain gunung api yang masih aktif juga terdapat gunung yang tidak aktif atau ada yang menyebut gunung “tidur”, artinya gunung tersebut sudah tidak mengeluarkan lagi material vulkan baik padat maupun cair. Contoh gunung yang tidak aktif adalah Gunung Ciremai di Jawa Barat, Gunung Lawu di Jawa Tengah, dan Gunung Salak di Bogor.
Gempa bumi berdasarkan faktor penyebabnya dibedakan sebagai berikut:
Gempa bumi berdasarkan faktor penyebabnya dibedakan sebagai berikut:
- Gempa tektonik, yaitu gempa yang mengiringi gerakan tektonik (retakan dan patahan) secara mendadak. Ini terjadi jika terbentuk patahan-patahan baru atau terjadi pergeseran di sepanjang patahan akibat aktivitas di dalam kerak bumi. Sebagian besar gempa yang terjadi di bumi merupakan gempa tektonik. Di Indonesia pergerakan kulit bumi sering terjadi di daerah bagian barat, seperti Sumatera, selatan Pulau Jawa hingga Timor. Jalur wilayah ini merupakan jalur yang rawan dengan gempa bumi. Gempa bumi tektonik yang bersumber di dasar laut, biasanya diikuti dengan gelombang besar (tsunami). Semakin besar gempa bumi semakin besar pula kemungkinan timbul tsunami. Untuk itu bagi kamu yang berada di kawasan pantai atau tinggal di pantai, bila terjadi gempa bumi segeralah menghindar dari pantai, carilah tempat yang lebih tinggi. Tsunami yang pernah terjadi di Alor, Jawa Timur, dan NAD berlangsung kurang dari setengah jam setelah terjadinya gempa bumi.
- Gempa vulkanik, yaitu gempa yang terjadi karena letusan gunung berapi. Gempa vulkanik terjadi sebelum dan selama letusan gunung terjadi. Biasanya getaran yang ditimbulkan hanya terdapat di sekitar gunung api saja, untuk tempat yang jauh sekali dari gunung api tidak akan terasa getaran yang ditimbulkan.
- Gempa runtuhan, yaitu gempa yang terjadi karena runtuhan. Gempa ini terjadi di daerah yang terdapat banyak rongga-rongga di bawah tanah. Karena tidak kuat menahan atap rongga maka terjadilah runtuhan yang akhirnya mengakibatkan gempa. Misalnya, daerah kapur yang terdapat banyak gua-gua dan sungai bawah tanah, dan di daerah pertambangan yang terdapat rongga-rongga di bawah tanah akibat dari penggalian bahan-bahan tambang.
- Gempa buatan, yaitu gempa yang terjadi akibat ulah manusia. Contoh dari gempa jenis ini adalah adanya gempa yang diakibatkan peledakan bom. Bom besar dapat membuat getaran yang amat kuat sehingga mampu menghancurkan benda-benda di sekeliling kita.
- Gempa episentrum, yaitu gempa yang terjadi di tepi kerak/lempeng samudra maupun lempeng benua.
- Gempa hiposenstrum, yaitu gempa yang terjadi pada kedalaman tertentu pada lempeng samudra maupun lempeng benua.
Bantu Berikan DONASI jika artikel ini dirasa bermanfaat
Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain www.raimondwell.com
Terima Kasih telah meninggalkan komentarnya