Besaran dan Turunan

Koordinat Cartesius

Larutan Elektrolit dan NonElektrolit

Diposting oleh On 10:00

Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah zat yang terdispersi (tersebar secara merata) dalam zat pelarut. Zat terlarut mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa disebut dengan solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang mendispersi atau (fase pendispersi) komponen-komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah yang lebih banyak dalam campuran. Zat pelarut disebut solvent.

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelembung gas dalam larutan.

Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupatidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat uji.

Jenis-jenis larutan berdasarkan daya hantar listrik
Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang banyak menghasilkan ion-ion karena terurai sempurna, maka harga derajat ionisasi (ά) = 1.
Banyak sedikit elektrolit menjadi ion dinyatakan dengan derajat ionisasi (ά) yaitu perbandingan jumlah zat yang menjadi ion dengan jumlah zat yang di hantarkan. 
Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
  • asam-asam kuat
  • basa-basa kuat
  • garam-garam yang mudah larut

Ciri-ciri daya hantar listrik larutan elektrolit kuat yaitu lampu pijar akan menyala terang dan timbul gelembung-gelembung di sekitar elektrode. 

Larutan elektrolit kuat terbentuk dari terlarutnya senyawa elektrolit kuat dalam pelarut air. Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Arus listrik merupakan arus elektron. 

Pada saat dilewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat, elektron tersebut dapat dihantarkan melalui ion-ion dalam larutan, seperti dihantarkan oleh kabel. Akibatnya lampu pada alat uji elektrolit akan menyala. Elektrolit kuat terurai sempurna dalam larutan. Contoh: HCl, HBr, HI, HNO₃, H₂SO₄, NaOH, KOH, dan NaCL.

Larutan elektrolit lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar 0 < ά > 1. Larutan elektrolit lemah mengandung zat yang hanya sebagian kecil menjadi ion-ion ketika larut dalam air. 
Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
  • Asam-asam lemah
  • Garam-garam yang sukar larut
  • Basa-basa lemah
Larutan non-elektrolit
Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion). Yang tergolong jenis larutan ini adalah larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa, alkohol dan lain-lain.

Teori Ion Svante Arrhenius
Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. 

Ion yang bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan negatif dinamakan anion.

Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi.

Ion-ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang sebenarnya menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Sedangkan zat non-elektrolit ketika dilarutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. 

Hal inilah yang menyebabkan larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:
  1. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas.
  2. Larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat non-elektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik.
Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik. Zat non-elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul.

Contoh Proses Terjadinya Hantaran Listrik pada Elektrolit 
  1. Hantaran listrik melalui larutan HCl. Dalam larutan, molekul HCl terurai menjadi ion H+ dan Cl-: HCl (aq) H+(aq) + Cl-(aq)
  2. Ion-ion H+ akan bergerak menuju Katode (elektrode negatif/kutub negatif), mengambil elektron dan berubah menjadi gas hidrogen. 2H+(aq) + 2e H2(g)
  3. Ion-ion Cl- bergerak menuju Anode (elektrode positif/kutub positif), melepas elektron dan berubah menjadi gas klorin. 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e
  4. Jadi : arus listrik menguraikan HCl menjadi  H2 dan Cl2 (disebut reaksi elektrolisis). 2H+(aq) + 2Cl-(aq) H2(g) + Cl2(g)

Elektrolit yang Berasal dari Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen Polar
Senyawa ion
Dalam bentuk padatan, senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas.

Dalam bentuk lelehan maupun larutan, ion-ionnya dapat bergerak bebas sehingga lelehan dan larutan senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik.

Senyawa kovalen polar
Senyawa-senyawa ini dalam bentuk murninya merupakan penghantar listrik yang tidak baik. Jika dilarutkan dalam air (pelarut polar) maka akan dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.
Contoh: asam klorida cair, asam asetat murni dan amonia cair. 

Bantu Berikan DONASI jika artikel ini dirasa bermanfaat Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain www.raimondwell.com
DonasiDonasi
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Terima Kasih telah meninggalkan komentarnya