Besaran dan Turunan

Koordinat Cartesius

Do'a

Diposting oleh On 10:00

Secara bahasa, doa berasal dari Bahasa Arab, yakni da’a, yang artinya memohon. Sedangkan pengertian doa secara istilah adalah memohon segala sesuatu yang bersifat baik kepada Allah Swt, seperti meminta keteguhan iman, keselamatan hidup, rezeki yang halal, atau memohon kesuksesan. Dengan kata lain, doa adalah sebuah media khusus bagi setiap mahluk yang hendak memohon bantuan Allah Swt dari berbagai kekurangan dan kelemahan yang dimilikinya. Sebaiknya berdoa kepada Allah Swt dilakukan setiap saat karena doa setiap mahluk senantiasa akan didengar dan dikabulkan oleh Allah Swt.

Berdoa kepada Allah Swt merupakan sebuah kewajiban bagi setiap hamba. Barangsiapa yang tidak pernah melakukan doa, Allah Swt memiliki predikat khusus bagi mereka, yakni sebagai hamba yang sombong, hamba yang takabur. Mereka adalah hamba-hamba yang merasa dirinya mampu mengatasi segala macam persoalan, segala macam kebutuhan hidupnya, tak perlu meminta bantuan siapa pun, termasuk Allah Swt. Dan bagi hambahamba yang takabur itu, tiada tempat yang lebih baik bagi mereka selain neraka jaha nam. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Mu’min ayat 60 berikut:
Artinya: 
Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min [40]: 60)

Allah Swt telah memberikan jaminan untuk memenuhi setiap doa dari hambanya. Namun tentunya, doa yang diucapkan hambanya itu haruslah dilakukan dengan cara yang benar, khusyuk, dan ikhlas. Janji Allah Swt adalah benar dan tidak mungkin Dia mengingkarinya. Sebagaimana firmannya dalam surat Al-Baqarah ayat 186 berikut:
Artinya:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah [2]: 186)

Di dalam Al-Quran, terdapat perintah berdoa kepada Alah Swt dan larangan berdoa kepada selain Allah. Berdasarkan kenyataan ini Syeikh Abdurrahman bin Sa’diy membagi doa menjadi dua macam, yakni doa permohonan dan doa ibadah. Adapun perbedaan dua macam doa tersebut adalah sebagai berikut:
Doa Permohonan
Doa permohonan adalah doa memohon agar diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan atau sesuatu yang sifatnya permohonan.

Doa ini dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
  1. Permohonan yang ditujukan kepada Allah Swt semata. Doa ini termasuk tauhid dan berpahala.
  2. Permohonan yang ditujukan kepada selain Allah Swt, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Sebagai contoh, sebut saja memohon sesuatu kepada kuburan, pohon-pohon besar atau tempattempat keramat. Doa ini termasuk syirik dan dosa besar.
Permohonan yang ditujukan kepada selain Allah Swt, namun hal-hal yang dimintanya masih bisa memenuhinya dan bisa melakukannya. Sebagai contoh, ketika kita meminta orang lain—yang masih hidup—untuk memindahkan atau membawakan barangnya. Doa ini hukumnya boleh.

Doa Ibadah
Doa Ibadah maksudnya mengacu pada semua bentuk ibadah atau ketaatan yang ditujukan kepada Allah Swt, baik secara lahiriah maupun batiniah. Karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah, seperti shalat, puasa, haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah Swt dan dijauhkan dari azab-Nya.

Umat muslim di seluruh dunia harus meyakini bahwa doa itu adalah ibadah sesungguhnya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, “Doa itu adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi)

Dalam hadis riwayat yang lain, terdapat pernyataan yang bisa semakin menguatkan bahwa doa itu ibadah, yakni ketika istri Rasulullah saw, Aisyah ra berkata: bahwa Rasulullah saw pernah ditanya, “ibadah apakah yang paling utama?” Rasulullah menjawab: “Doa seseorang untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari)

Ya, berdasarkan dua hadis di atas, berdoa dan beribadah bisa dikatakan memiliki arti yang sama. Sebagai gambaran, saat melakukan ibadah sholat misalnya. Dari mulai membaca takbir hingga diakhiri dengan mengucap salam, semua isinya adalah doa.

Awali dengan Menyebut dan Memuji Nama Allah Swt 
Allah Swt adalah Rabb yang memiliki namanama baik (Asmaul Husna). Sebelum Anda berdoa dan meminta bantuan-Nya, hendaknya diawali dengan memuji Allah Swt dengan mengucapkan nama-nama baik yang dimiliki-Nya. Karena sesungguhnya segala macam pujian hanya cocok ditujukan pada Allah Swt. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-A’raaf ayat 180.
Artinya:
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf [7]: 180)

Taubatlah Terlebih Dahulu
Sebelum memulai doa, sebaiknya Anda bertaubat dan mengakui segala macam kesalahan yang telah diperbuat. Jangan pernah ragu untuk bertobat dan meminta ampunan kepada Allah Swt. Sebagaimana firman-Nya:
Artinya:
Dan (Hud berkata): Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud [11]: 52) 

Selain berdasarkan firman tersebut, anjuran ini juga berdasarkan cerita tentang Nabi Yunus as. dalam Al-Quran Surat Al-Anbiyaa ayat 90.
Artinya:
Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan
isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami.” (QS. Al-Anbiya [21]: 90)

Rendahkan Diri Ketika Berdoa dan Lakukan dengan Suara Lembut
Padukan hati, akal dan sikap ketika berdoa sambil penuh khusyuk, kerendahan diri bisa kita gambarkan ketika kita memelas meminta sesuatu dengan sangat. Dan hendaklah berdoa kepada Allah Swt itu dilakukan dengan suara yang lembut. Etika ini dijelaskan dalam firman Allah Swt:
Artinya:
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Qs Al-A’raf [7]: 55)

Etika ini dipertegas dengan adanya sebuah kisah “Dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ary yang menceritakan: ketika dalam sebuah perjalanan, Rasulullah saw mendengar para sahabat yang berdoa dengan suara yang keras, maka beliau pun berkata kepada para sahabat tersebut: “Wahai manusia, kasihanilah diri kalian. Karena sesungguhnya kalian tidak sedang berdoa dan meminta sesuatu kepada yang tuli dan ghaib. Seungguhnya Dia selalu ada bersama kalian. sesungguhnya Dia maha mendengar dan maha dekat.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kemudian, ada juga sahabat Ibnu Abi Hatim yang meriwayatkan bahwa: Suatu hari pernah datang kepada Nabi Muhammad saw seorang Arab dan bertanya: “apakah Allah itu dekat atau jauh? Jika dekat maka aku akan berbisik-bisik, tetapi jika Allah itu jauh, maka aku akan berteriak.” Jawaban atas pertanyaan itu bukan datang dari Rasullulah saw, melainkan langsung dari Allah Swt dengan diturunkannya Surat Al-Baqarah ayat 186.


Tidak Semua Doa Harus Mengangkat Tangan

Tidak semua doa harus dilakukan dengan mengangkat tangan. Namun, untuk doa yang memang ada dalilnya, seperti saat berdoa meminta hujan (istisqo), doa meminta pertolongan di saat perang (istinshar), doa ketika wukuf di Arafah, doa ketika Sai di Shafa dan Marwah, dan doa selepas melontar jumroh ula dan wustha, bolehlah kita mengangkat tangan. Berikut hadis-hadis yang menjadi rujukan untuk melakukan anjuran tersebut.



Mengangkat tangan ketika istisqo.

Dari Anas bin Malik, “bahwasanya Nabi Muhammad saw tidak pernah mengangkat kedua tangannya ketika berdoa melainkan pada shalat istisqo, sampai-sampai terlihat putihnya ketiak
beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mengangkat tangan ketika istinshar.
Dari Umar bin Khatab, ia mengatakan:ketika perang Badar, Rasulullah saw melihat orang-orang musyrik itu beribu-ribu sedangkan para sahabatnya berjumlah 319 orang, lalu Nabi Muhammad saw menghadap kiblat, menadahkan tangan, dan mulailah beliau menyerukan Tuhannya, “Ya Allah, penuhilah bagiku apa yang Engkau janjikan padaku! Berikanlah apa yang Engkau janjikan kepadaku, ya Allah! Seandainya kelompok (sedikit) dari ahli Islam ini binasa maka Engkau tidak aka nada lagi disembah di muka bumi ini.” Maka tidak henti-hentinya beliau menyerukan tuhannya dengan menadahkan tangan dan menghadap kiblat sampai-sampai pakaian atas (selendang) beliau terjatuh dari pundaknya.” (HR. Bukhari Muslim) 

Kemudian Allah Swt menurunkan ayat:
Artinya:
Agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.” (QS. Al-Anfal [8]: 8)

Waktu dan Tempat Dikabulkannya Doa
Setiap permohonan tidak selamanya akan terkabul jika tidak dilakukan di waktu dan tempat yang tepat. Permintaan atau permohonan kepada sesama manusia, misalnya. Jika dilakukan tidak pada waktu dan tempat yang tepat, maka tingkat keberhasilan untuk terkabulnya permintaan Anda sangatlah kecil. Demikian halnya jika Anda berdoa dan memohon sesuatu kepada Allah Swt. Untuk itu, alangkah baiknya Anda ketahui terlebih dulu waktu dan tempat yang tepat agar setiap pemohonan Anda dapat dikabulkan oleh Allah Swt. Berikut adalah uraian tentang waktu dan tempat yang tepat bagi Anda untuk berdoa kepada Allah Swt.

Waktu Dikabulkannya Doa
Setidaknya terdapat beberapa waktu yang tepat di mana setiap doa kepada Allah Swt mempunyai peluang yang sangat besar untuk terkabul. Adapun keterangan Rasulullah saw tentang waktu yang tepat untuk melakukan doa adalah sebagai berikut:

Pada Saat Shalat Tahajjud
Dari Abu Hurairah: Rasulullah bersabda, “Allah Swt turun ke langit dunia setiap malam ketika berlalu sepertiga malam pertama. Kemudian Dia berfirman, Akulah raja diraja, Akulah raja diraja. Siapa pun yang berdoa kepadaKu, niscaya akan Kuijabah. Siapa pun yang memohon kepadaKu, niscaya akan Kuberikan. Dan siapa pun yang memohon ampunan kepadaKu, niscaya akan Kuampuni. Maka yang demikian itu akan terus berlangsung sampai terbit fajar.” (HR. Ahmad dan Muslim)

Antara Adzan dan Iqomat
Dari Anas bin Malik ra. Ia berkata: Rasulullah saw bersabda, “Antara adzan dan iqomang, diijabah doa maka berdoalah.” (Ibnu Hiban IV: 594)
Maksudnya, hendaklah Anda berdoa di antara batasan waktu antara adzan dan iqomah tersebut maka niscaya doa Anda akan dikabulkan.

Pada Waktu Sujud
Nabi Muhammad saw menyatakan: “Saat yang paling dekat seoang hamba dengan Allah Swt adalah ketika dirinya bersujud. Oleh sebab itu, perbanyaklah doa.” (HR. Muslim). Hadis tersebut sangat jelas menganjurkan umat muslim agar senantiasa berdoa dengan sungguhsungguh ketika sedang sujud. Curahkanlah segala perasaan Anda kepada Allah Swt, baik atas nikmat yang Dia berikan, maupun keluh kesah atas segala kesulitan hidup yang Anda
jalani.

Pada Hari Jumat
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda, “Pada hari Jumat itu terdapat satu saat bagi seorang muslim yang melakukan shalat dan memohon kebaikan, niscaya akan dikabulkan.” (HR. Bukhari 11: 2350) Saat akan dikabulkannya doa itu bisa saja ketika shalat wajib maupun shalat sunat.

Pada Waktu Wukuf di Arafah
Usamah bin Yazid berkata: “Saya membonceng Rasulullah saw di Arafah, maka beliau mengangkat kedua tangannya, lalu untanya condong ke depan dan salah satu talinya terjatuh. Maka beliau meraihnya dengan sebelah tangannya sedangkan yang sebelahnya lagi masih terus menadah (berdoa).” (HR. An Nasai)

Pada Waktu Berbuka Puasa
Dari Abdullah bin Ainr bin Al-Ash, ia berkata: " Sesungguhnya bagi yang shaum ketika berbuka terdapat doa yang tidak akan ditolak.” (HR Ibnu Majah 1: 557) Untuk itu, hendaklah setiap muslim mempergunakan kesempatan ketika berbuka puasa untuk memperbanyak doa karena niscaya akan dikabulkan.

Pada Waktu Duduk Tasyahud setelah Membaca Shalawat
Berdoa setelah membaca shalawat pada tasyahud akhir adalah anjuran dari Rasulullah saw agar perrmohonan kita dapat terkabul. Setiap muslim diperintahkan untuk berdoa sesuai kebutuhannya. Tetapi, sebelum melakukannya terdapat anjuran Rasulullah saw kepada umatnya agar berlindung dari empat hal. 

Dari Abu Hurairah berkata: “Telah bersabda Rasulullah saw, apabila sedang bertasyahud seseorang daripada kamu, hendaklah ia berlindung kepada Allah Swt dari empat hal, yaitu Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari azab jahannam, dari azab kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah dajjal.” (HR. Muttafaq Alaih)

Bantu Berikan DONASI jika artikel ini dirasa bermanfaat Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain www.raimondwell.com
DonasiDonasi
:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p

Terima Kasih telah meninggalkan komentarnya

back to top